30 Apr 2015

PENAWAR RINDU


Rindu ini
Mencarik – carik hatiku
Menjadi cebisan daging
Yang tiada serinya.
Aku bukan diriku lagi
Mataku hanya terlihatkan dirimu
Refleksi wajahmu memenuhi ruang penglihatanku
Terpancar di kaca kornea mataku
Hanya wajahmu.
Tidurku terasa sangat panjang
Kerana ada dirimu
Hadir di setiap mimpiku.

29 Apr 2015

LUAHAN RASA BUAT BONDA


Kau pelangi citra cintaku
Berseri indah mewarnai angkasa
Walau tibamu seumpama pelangi senja
Namun serimu amat kudamba.

Kau sutera idaman hati
Halusnya hatimu mencerminkan budi
Kelembutanmu menambat sukmaku
Dikau tetap lestari di taman hatiku.

Wahai bonda kurniaan Ilahi
Dikau umpama mutiara kalungan puteri kayangan
Putih suci sesuci pekertimu
Kerendahan hatimu mencairkan pelita hatiku
Bak mutiara kau bersemayam di dasar samudera jiwaku.

DI KALA SENJA


Di kala senja
Ku merenungkan kata-kata ini
“Barangsiapa menginginkan teman,
Cukuplah Allah menjadi temannya.
Barangsiapa menginginkan kekayaan,
Cukuplah Qana’ah menyertainya.
Barangsiapa menginginkan nasihat,
Cukuplah kematian menasihatinya.
Barangsiapa menginginkan harta simpanan,
Cukuplah Al-Quran menjadi barang simpanannya.
Barangsiapa yang tak cukup dengan keempat-empat hal ini,
Cukuplah NERAKA baginya.”
Hati, jangan takut dan jangan gundah
Sesungguhnya Allah bersama kita
Mereka yang menyintai sebagaimana mereka menyintai Allah
Adapun orang-orang yang beriman

Sangat menyintai Tuhannya.

PEMBANTU PERIBADI KAMU




Kau melamarku
Di malam dingin ini
Menjadi pembantu peribadimu
Menjadi peneman hatimu nan sepi
Mendamaikan jiwamu.

Katamu,
Waktu kerjaku tiada ukuran masa
Tiada juga sempadan atau had dunia
Aku bebas bekerja mengikut hatiku.


25 Apr 2015

BUATMU KEKASIH


Wahai kekasih
Aku bukan pujangga
Yang bisa menganyam kata
Menyulam cinta untukmu.
Aku bukan seorang pelukis
Yang pandai melakar potret kasih
Menata mahakarya agung buatmu.
Aku juga bukan sang rembulan,
Yang bisa melenyapkan kegelitaan duniamu
Aku hanya ibarat pelita yang hina.